Ada yang istimewa dari perjalanan kali ini. Tidak sekadar umroh biasa, tapi sebuah petualangan spiritual yang menembus batas geografi dan waktu — “Umroh plus Aqsho.” Semuanya dimulai dari obrolan ringan di kantor travel Pusat Umroh, ketika seorang bapak paruh baya bernama Pak Rahmat (58) berkata pelan,
“Saya ingin menutup masa pensiun dengan perjalanan yang paling berarti — menapaki tanah para nabi.”
Kalimat sederhana itu jadi awal dari kisah luar biasa. Bersama rombongan jamaah lain, mereka bersiap menapaki perjalanan yang menggabungkan tiga peradaban besar: Arab, Jordan, dan Palestina.
Perhentian Pertama: Menyusuri Keajaiban Jordan dan Kota Batu Petra
Pesawat mendarat di Amman, Jordan. Udara dingin menyapa, tapi hangatnya sambutan membuat hati tenang. Setelah istirahat singkat, rombongan diajak menuju Petra — kota kuno yang disebut sebagai The Rose City. Jalan menuju sana dikelilingi bukit batu berwarna jingga kemerahan. Dari kejauhan, rombongan melihat pahatan megah di dinding tebing — karya manusia ribuan tahun lalu yang masih tegak hingga kini.
Pak Rahmat berdiri terdiam lama di depan Al-Khazneh, bangunan batu setinggi 40 meter. “Subhanallah… ini benar-benar nyata,” ujarnya lirih.
Pemandu menjelaskan bahwa Petra dulunya merupakan jalur dagang bangsa Arab kuno, bahkan dipercaya pernah dilalui oleh utusan Allah سبحانه وتعالى. Setiap langkah di Petra bukan hanya tentang sejarah, tapi refleksi — tentang betapa kecilnya manusia di hadapan kebesaran-Nya.
Sore itu, matahari perlahan tenggelam di balik batu-batu merah. Suara azan berkumandang dari masjid kecil di kaki lembah. Jamaah pun bergegas menunaikan shalat Maghrib, menyatu dalam damai di tengah sisa kejayaan masa lalu.
Menuju Tanah Palestina: Menyapa Cahaya Masjidil Aqsho
Perjalanan dilanjutkan melintasi perbatasan menuju tanah suci Palestina. Semua jamaah tampak antusias, meski lelah menempuh jarak ratusan kilometer. “Kita akan shalat di tempat yang diberkahi,” kata pembimbing. Dan begitu menapaki halaman Masjidil Aqsho, banyak yang meneteskan air mata tanpa sadar.
Kubah emas Dome of the Rock memantulkan sinar mentari pagi. Udara di kompleks masjid terasa sejuk dan damai. Di sinilah tempat Rasulullah ﷺ melaksanakan Isra’ Mi’raj — peristiwa agung yang menghubungkan bumi dan langit.
Pak Rahmat sujud lama. Dalam sujudnya, ia berbisik,
“Ya Allah, inilah impian yang selama ini kutunggu. Izinkan anak-anakku juga sampai di sini suatu hari nanti.”
Di sela city tour, rombongan diajak mengunjungi makam para nabi dan sahabat Rasulullah ﷺ. Ada rasa haru setiap kali nama mereka disebut. Sejarah yang dulu hanya dibaca dalam kitab kini terasa begitu dekat.
Persaudaraan dan Pelajaran di Setiap Langkah
Selama perjalanan “Umroh plus Aqsho”, kehangatan antarjamaah menjadi pelipur lelah. Mereka berbagi bekal, berbagi cerita, bahkan berbagi doa. Di bus menuju Jericho, salah satu jamaah muda, Fadli (28), berkata,
“Saya kira ini cuma perjalanan wisata religi. Tapi ternyata, ini perjalanan hati.”
Kata-kata itu menggambarkan semuanya. Di antara kota tua, masjid bersejarah, dan hamparan padang pasir, setiap jamaah menemukan sesuatu — ketenangan, keikhlasan, dan rasa syukur.
Di malam terakhir, sebelum kembali ke Tanah Air, rombongan berkumpul di hotel untuk tausiyah penutup. Sang ustaz berkata,
“Perjalanan ini bukan sekadar melihat sejarah, tapi menjadi bagian darinya. Karena setiap langkahmu di tanah para nabi, adalah doa yang hidup.”
Suasana hening. Banyak mata berkaca-kaca. Tidak ada yang ingin malam itu berakhir.
Mengapa Banyak Jamaah Memilih Umroh Plus Aqsho?
Karena perjalanan ini memadukan ibadah, sejarah, dan pengalaman spiritual yang tak tergantikan. Dari Makkah dan Madinah menuju Jordan dan Palestina, setiap tempat menyimpan nilai iman yang mendalam. Banyak jamaah yang berkata, “Sekali seumur hidup harus ke sini.”
Kini, banyak Pusat Umroh menawarkan paket “Umroh plus Aqsho” lengkap dengan city tour ke Petra dan Masjidil Aqsho. Fasilitasnya pun semakin nyaman, dengan jadwal fleksibel dan pembimbing yang berpengalaman. Termasuk rencana keberangkatan “Umroh plus Aqsho Januari 2026”, yang sudah mulai dibuka untuk pendaftaran.
Penutup: Ketika Iman Menjadi Petualangan yang Hidup
Bagi Pak Rahmat dan rombongan, perjalanan ini bukan sekadar catatan di paspor, tapi ukiran dalam hati. Mereka pulang dengan wajah berseri, membawa kisah yang akan terus mereka ceritakan pada anak dan cucu.
“Dari Petra hingga Aqsho, aku belajar satu hal,” kata Pak Rahmat saat pesawat lepas landas.
“Bahwa iman itu tidak statis. Ia tumbuh, setiap kali kita berjalan mencari-Nya.”
Begitulah kisah “Umroh plus Aqsho” — sebuah perjalanan yang bukan hanya ke tanah suci, tapi juga menuju kedalaman hati. Sebab di sanalah, keajaiban sejati berdiam. 🌙✨